TEMPO.CO, Washington – Peneliti senior di lembaga pemikir Atlantic Council, yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kecil kemungkinan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB membentuk tim investigasi kriminal untuk mengusut tuntas kasus tewasnya kolumnis Jamal Khashoggi.
Baca juga: PBB Diminta Bentuk Tim Investigasi Kriminal Kasus Khashoggi
Matthew Bryza, yang juga bekas diplomat AS, mengatakan ini bisa terjadi karena adanya kedekatan antara pemerintah AS dan Arab Saudi.
“Sehingga peluangnya tinggal Dewan Keamanan (untuk meminta investigasi ini). Tapi saya takut AS di bawah Presiden Donald Trump akan memblokir setiap aksi Dewan Keamanan atau Sidang Umum PBB,” kata Bryza seperti dilansir Aljazeera pada Rabu, 26 Juni 2019.
Baca juga: Rekaman Percakapan Detik-detik Pembunuhan Jamal Khashoggi
Lembaga PBB yang relevan untuk meminta investigasi kriminal kasus ini adalah Dewan HAM PBB. Namun, Saudi juga menjadi anggota di lembaga ini. Ini membuka peluang bagi Saudi untuk menghentikan negara lain melakukan investigasi untuk mengungkap kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
“Detil mengerikan dan mengejutkan ini membuat klaim pemerintah Saudi bahwa ini hanyalah interogasi yang berubah menjadi tidak terkendali terlihat absurd dan tidak mungkin benar. Sebuah investigasi PBB Yang imparsial dibutuhkan,” kata Bryza.
Baca juga: Kasus Jamal Khashoggi Terbongkar, Arab Saudi Rombak Intelijen
Kasus pembunuhan Khashoggi menjadi ramai kembali setelah pelapor khusus PBB, Agnes Callamard, menyerahkan laporan awal dari perspektif HAM terkait kasus ini kepada Dewan HAM PBB.
Khashoggi dibunuh oleh tim pembunuh yang dikirim lembaga intelijen Arab Saudi di kantor konsulat jenderal Saudi di Kota Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2019. Dia dinilai kerap mengkritisi kebijakan pemerintah Saudi.
Agnes Callmard, pelapor khusus PBB untuk kasus pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi. [ UN NEWS]
Callamard mengatakan pembunuhan yang melibatkan lembaga intelijen Arab Saudi ini diduga kuat sebagai pembunuhan terencana atas perintah negara.
Baca juga: Tiga Dugaan Kesalahan Jamal Khashoggi di Mata Arab Saudi
Dia meminta agar Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, dan tangan kanannya Saud Al Qahtani ikut diperiksa terkait dugaan kuat keterlibatan keduanya dalam pembunuhan kolumnis Khashoggi.